Kalau di Jepang ada Gunung Fuji, di Indonesia ada Dieng Plateau yang tak kalah eksotis dan magical, Negeri di Atas Awan yang menawarkan sensasi healing yang tak terlupakan.
“Negeri di Atas Awan” adalah julukan dari Dieng Plateau. Sebuah kawasan wisata di Wonosobo, Jawa Tengah. Karena lokasi wisata Dieng ada di atas 2.000 mdpl, maka tak heran jika kawasan ini sering terselimuti awan, yang membuat suasana makin magical. Terkhusus pada pagi dan malam.
Selain keindahan alamnya, Dieng memiliki sejuta kisah, baik sejarah maupun budaya, serta beragam objek wisata. Mulai dari bukit, gunung, candi, telaga, kolam pemandian air hangat, kawah, goa, gardu pandang, dan masih banyak lagi, yang masing-masing menyimpan cerita unik.
Cara menuju Dieng juga mudah, Anda bahkan bisa menggunakan transportasi umum ke sini. Buat Anda yang sedang berencana mengunjungi objek wisata Dieng, baca dulu sedikit informasi berikut.
Sejarah dan Budaya Dieng
Dieng Plateau berasal dari letusan gunung berapi. Dataran tinggi ini merupakan lokasi beberapa Candi Hindu kuno.
Melansir Dieng Plateau, kata Dieng berasal dari bahasa Sanskerta: ‘ardhi’ dan ‘hyang’. Kata ‘ardhi’ memiliki makna gunung, sedangkan arti ‘hyang’ adalah para dewa. Sementara di sisi lain, ada yang menyebutkan bahwa daerah ini cantik tapi aneh. Sebab kata Dieng diambil dari kata ‘edi’ (cantik) dan ‘aeng’ (aneh) dalam bahasa Jawa.
Menilik geografisnya, luas dataran tinggi Dieng terbagi menjadi dua, yakni Dieng Wetan di Kabupaten Wonosobo (282 ha) dan Dieng Kulon di Kabupaten Banjarnegara (338 ha).
Keduanya menyimpan banyak candi Hindu-Siwa yang penamaannya menyesuaikan tokoh pewayangan. Di sisi lain, terdapat juga petirtaan atau kolam pemandian dan sisa-sisa peninggalan zaman dahulu.
Jika ditotal, ada 117 candi di kawasan ini. Sayangnya, 108 candi hilang dan hanya menyisakan 9 candi yang masih berdiri kokoh. Sembilan candi tersebut, yaitu:
- Arjuna
- Gatotkaca
- Srikandi
- Bima
- Semar
- Setyaki
- Dwarawati
- Puntadewa, dan
- Sembadra
Tak hanya candi, di sekitar candi juga terdapat banyak pemukiman warga, drainase kuno, kawah dan bukit dengan pemandangan indah, juga kawasan Sumur Jalatunda dan objek wisata lain.
Selain menyimpan banyak keindahan alam, Dieng juga merupakan cagar budaya berupa warisan budaya tak benda, sebab di sini masih kental adat istiadat dan tradisi seni pertunjukan. Sebutlah acara “ruwatan” untuk anak yang lahir dengan rambut gimbal.
Di sisi lain, ada juga tradisi ngopi atau ngeteh di depan tungku api guna menghangatkan badan sembari mengobrol santai bersama keluarga atau teman. Sayangnya, tradisi ini sudah mulai langka di perkotaan karena modernisasi zaman.
Namun, penyajian ngeteh atau ngopi dengan gula terpisah masih kental di daerah ini. Gulanya pun masih menggunakan gula jawa atau gula merah.
Selain itu, ada juga tradisi ‘Ngemongi’ bagi yang ulang tahun dan ‘Karing’ (kumpul warga sehabis meladang).
Ragam Wisata Dieng
Seperti yang sudah tersebutkan di atas, ada banyak destinasi wisata Dieng yang tidak akan cukup Anda jelajahi dalam satu hari. Untuk meringkasnya, berikut daftar tempat wisata Dieng yang menarik untuk Anda kunjungi.
Bukit Sikunir
Wisata di Dieng ini sangat populer dengan panorama golden sunrise di antara keindahan kedelapan gunung di sekelilingnya. Untuk mencapai bukit berketinggian 2.300 mdpl ini tidak sulit, bahkan jika Anda adalah pendaki pemula.
Waktu tempuh hingga ke puncak, rata-rata 30-60 menit, tergantung pada kondisi fisik pendaki.
Candi Arjuna
Wisata Dieng terpopuler selanjutnya ada Candi Arjuna yang masih aktif penduduk gunakan sebagai tempat ibadah. Luas candi ini sekitar 1 ha.
Di sini, Anda bisa berfoto dengan latar belakang candi dan perbukitan hijau yang memanjakan mata.
Telaga Warna
Sebuah danau yang warna airnya bisa berubah, terkhusus pada bulan Juli sampai Agustus. Air telaga dapat berubah menjadi hijau, biru, merah, hingga kuning.
Mitosnya, perubahan warna air ini dikarenakan isi pusaka Cupu Manik Astagina terjatuh ke dalam telaga. Namun, secara ilmiah, kandungan beleranglah yang menyebabkan perubahan warna air.
Jika ingin berkunjung, sebaiknya lakukan pada pagi atau siang hari. Sebab menjelang sore hingga malam, telaga akan tertutup kabut.
Batu Pandang Ratapan Angin
Seperti namanya, di sini Anda bisa memandang panorama di sekitar sepuasnya. Khususnya, pemandangan Telaga Warna dan Telaga Pengilon.
Hiking Gunung Prau
Gunung Prau merupakan puncak gunung tertinggi di Dieng. Anda membutuhkan 3-4 jam untuk mencapai puncaknya. Namun, begitu sampai puncak, lelah Anda akan terbayarkan dengan pemandangan cantik. Terutama di pagi hari, akan ada sunrise yang cantik, yang akan makin sensasional kalau Anda nikmati bersama segelas minuman hangat.
Kawah Candradimuka
Sebenarnya, Kawah Candradimuka adalah kawah vulkanik yang masih aktif mengeluarkan uap panas. Perbedaanya, di Kawah Candradimuka Anda bisa menyaksikan kawah yang berganti warna. Bisa biru, abu-abu, atau putih.
Di sini, sangat kental mitos bahwa Arjuna memotong tali pusar Gatotkaca di sini. Sumber airnya pun banyak dipercaya mampu membuat awet muda.