Lau kawar wisata alam masih senantiasa digemari oleh banyak anak muda. Apa lagi jika bisa bermalam bersama teman-teman. Biasanya, lokasi camping yang dipilih di daerah bukit atau danau. Dengan begitu, saat pagi menjelang udara yang dihirup akan terasa lebih segar dan air danau yang jernih akan menjadi opsi untuk menyegarkan diri.
Berbicara tentang danau, di Sumatra Utara ada satu danau yang kepopulerannya seolah tidak pernah habis. Selalu menjadi rekomendasi banyak anak muda meski sudah berkali-kali didatangi, yaitu, Danau Lau Kawar.
Tentang Lau Kawar
Lokasi Lau Kawar tepat di bawah kaki Gunung Sinabung, Desa Kutagugung, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Karo, Sumatra Utara. Dari Medan tidak begitu jauh, hanya 70 km jarak tempuh atau waktu perjalanan sekitar 3 jam. Selama perjalanan menuju Lau Kawar, Kawan akan disuguhi keindahan kawasan Berastagi dan Dataran Tinggi Karo yang berlokasi tidak jauh dari kaki Gunung Sinabung.
Kemudian, Kawan akan melalui jalanan berliku khas pegunungan. Namun, pemandangan-pemandangan seperti perkampungan warga, kebun sayur, hingga hutan pinus akan membuat perjalanan Kawan tidak membosankan.
Selain itu, Lau Kawar masih menjadi bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser (KEL), berada di ketinggian 2.451 meter di atas permukaan laut dan memiliki kedalaman mencapai 40 meter. Luas danau sendiri berkisar 200 Ha yang dikelilingi oleh pegunungan serta berbagai hutan tropis. Sementara lahan pinggiran danau terbentang seluas 3 Ha.
Alasan Mengapa Lau Kawar Begitu Digemari
Saat mengunjungi Lau Kawar, pengunjung tidak hanya disuguhkan oleh hamparan danau yang membosankan. Ada banyak hal yang bisa dilakukan selain sekadar melihat-lihat.
- Lokasi Lau Kawar yang tepat berada di kaki Gunung Sinabung membuat pengunjung juga bisa melakukan pendakian ke puncak gunung, melewati hutan belantara. Tentunya saat situasi dan kondisi berada dalam zona aman.
- Lahan seluas 3 Ha di pinggir Danau Lau Kawar bisa dijadikan sebagai lokasi perkemahan. Nah, opsi inilah yang membuat begitu banyak anak muda tergila-gila dengan Lau Kawar. Itu sebabnya, jika Kawan ke sana maka akan melihat banyak tenda berwarna-warni yang saling berjejeran. Kalau meminjam istilah zaman sekarang, Lau Kawar best view yang worth it banget untuk dikunjungi.
- Lau Kawar memiliki suasana yang sunyi dan sendu. Mungkin, ini bisa menjadi rekomendasi untuk Kawan yang ingin menenangkan diri dari segala keresahan, patah hati, atau juga lelah karena kerja tanpa henti. Menyajikan perbukitan hijau, udara sejuk, hingga terkadang cuaca sering tiba-tiba mendung, kolaborasi yang tepat untuk mengantarkan kedamaian.
- Sama seperti daerah pegunungan lain yang sejuk, iklim dan suhu Lau Kawar sekitar 16 sampai 17 derajat celcius. Jadi, saat bermalam di sana, membuat api unggun sangat direkomendasikan. Sambil memasak hidangan untuk makan malam, bakar-bakar, sekaligus gitaran bersama teman-teman. Waktu-waktu seperti inilah yang sangat ditunggu-ditunggu saat berkemah. Ditambah lagi jika dilengkapi dengan sesi deep talk. Kombinasi yang tepat untuk menciptakan kenangan yang ‘tak mudah untuk dilupa.
- Bila kebanyakan warna air danau adalah kebiruan, Lau Kawar berbeda. Air danaunya cenderung berwarna kehijauan akibat dari pembiasan bukit-bukit hijau di sekitar danau. Kemudian, ciri khas lain dari danau ini terletak pada suguhan kapal-kapal kecil dari para warga yang memancing. Ini juga menjadi best view sambil menikmati momen matahari tenggelam.
- Terakhir, menjadi kabar baik bagi wisatawan yang tidak memiliki itenerary besar. Sebab, untuk masuk ke kawasan Lau Kawar, biaya yang harus dikeluarkan hanya biaya retribusi dan biaya parkir. Itupun tidak sampai 20 ribu.