Donggala, Sulawesi Tengah menyimpan banyak keindahan alam yang tak kalah menarik dari destinasi wisata provinsi lain di Indonesia. Provinsi ini dikelilingi bentang alam yang beraneka ragam, mulai dari dataran tinggi pegunungan hingga teluk dan pantai.
Berkunjung ke daerah ini akan membuat para pelancong terkesima. Banyak pilihan wisata dengan keindahan alam yang memanjakan mata.
Berjarak sekitar sekitar 50 km dari Palu, Ibu Kota Provinsi Sulawesi Tengah, wisatawan akan menemukan salah satu objek wisata unik dan eksotis, yakni Pusentasi atau Pusat Laut berupa sebuah sumur raksasa.
Sumur raksasa tersebut terletak di Desa Towale, Kecamatan Banawa Tengah, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, atau sering dikenal dengan Desa Wisata Pusat Laut Donggala.
Lokasinya berada tidak jauh dari Kota Palu, dapat ditempuh dengan waktu perjalanan 1 jam 30 menit dengan menggunakan transportasi darat, baik kendaraan roda dua maupun roda empat.
Kondisi jalan yang mulus serta pemandangan alam yang indah di sepanjang jalan membuat perjalanan terasa dekat. Meskipun sepanjang perjalanan ada beberapa tanjakan, hal itu tidak menjadi kendala.
Mengunjungi Desa Wisata Pusat Laut Donggala, pelancong juga hanya dikenai biaya tiket masuk Rp2.500 per orang.
Masyarakat lokal menyebut sumur raksasa itu Pusentasi. Nama Pusentasi berasal dari bahasa Suku Kaili, suku terbesar yang menghuni Provinsi Sulawesi Tengah. Pusen artinya pusat dan tasi berarti Laut.
Oleh karena itu, sumur raksasa tersebut dikenal masyarakat sekitar sebagai Pusentasi atau Pusat Laut.
Menurut cerita masyarakat lokal, Pusat Laut terbentuk berdasarkan peristiwa alami akibat ambrolnya tanah secara tiba-tiba ke dalam tanah yang bentuknya kemudian melingkar seperti sebuah sumur.
Sumur besar itu berdiameter 10 meter dan mempunyai kedalaman sekitar 7 meter. Air di dalamnya berwarna biru jernih dan rasanya asin seperti air laut.
Oleh masyarakat setempat, air dari sumur Pusat Laut diyakini bisa digunakan sebagai obat untuk penyakit kulit. Keunikan lainnya yakni air di dalam sumur raksasa akan pasang bila air laut sedang surut dan akan surut ketika air laut sedang pasang.
Panasnya cuaca khas pesisir sembari melihat birunya sumur laut seakan menyihir para pengunjung untuk segera meloncat ke dalam lubang besar ini. Disediakan pula tangga bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi berenang di sumur itu.
Di sana akan ditemui anak-anak masyarakat lokal yang melakukan atraksi lompatan ke dalam sumur. Nampak anak-anak masyarakat setempat bergantian melakukan atraksi lompatan ke dalam sumur tanpa sedikit pun takut.
Mereka melompat dari bibir sumur setinggi sekitar 5-7 meter dari permukaan air. Bagi masyarakat setempat, itu sudah menjadi kebiasaan mereka untuk melompat di sumur Pusat Laut.
Dalvian, 13 tahun, mengaku sudah berenang dan mulai melompat dari ketinggian bibir sumur sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Ia mengatakan tidak lagi merasakan takut saat melompat.
Ia mengatakan dirinya melompat guna membuat para pengunjung terkesima kemudian pengunjung akan melemparkan koin atau sejumlah uang kepada mereka yang melompat.
Dalvian mengungkapkan dalam sehari pada saat pengunjung ramai seperti akhir pekan, dirinya bisa mengumpulkan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu.
“Uangnya dipakai untuk bantu-bantu di rumah, buat beli beras,” kata anak kelas satu sekolah menengah pertama (SMP) itu.
Anak lainnya, Fikram, 12 tahun, mengaku memulai kebiasaan melompat dari bibir sumur sejak kecil.
Ia juga mengaku uang yang didapatkan untuk membantu keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
Fikram mengatakan setiap koin yang didapatkan akan dimiliki oleh masing-masing anak yang mendapatkan sehingga itu menjadi alasan mengapa anak-anak berebut untuk mendapatkan koin yang dilempar pengunjung.
Pusat Laut selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal maupun luar daerah untuk berekreasi dan mandi dengan melompat dari ketinggian.
Beberapa wisatawan juga terlihat tidak ingin melewatkan sensasi untuk melompat dari ketinggian. Namun, tidak dianjurkan bagi pengunjung yang tidak mahir berenang karena kedalaman sumur mencapai 7 meter.