Keindahan Air Terjun Perawan di Sulawesi Selatan

Keindahan Air Terjun Perawan di Sulawesi Selatan

Sulawesi Selatan masih punya banyak surga yang tersembunyi. Yang belum pernah kamu tahu, Air terjun Biroro Malino si perawan dari Gowa.

Selain air terjun Takapala dan Ketemu Jodoh, objek wisata alam Malino di Gowa, Sulawesi Selatan, juga memiliki air terjun yang sangat mempesona. Namanya, air terjun Biroro yang terletak di Kelurahan Bontolerung, Kecamatan Tinggimoncong, Gowa.

Air terjun yang satu ini, memang masih perawan karena sangat jarang dikunjungi oleh wisatawan. Namun, keindahan pesonanya tidak kalah dengan dua air terjun di sekitarnya. Selain keunikan bebatuan, saat menuju lokasi, traveler akan dimanjakan dengan pemandangan hamparan sawah berlatar belakang puncak gunung Bawakaraeng.

Di bawah air terjun yang tingginya sekitar 15 meter ini, terdapat telaga kecil yang membuat traveler bisa berenang leluasa, karena kedalaman airnya mencapai 5 meter. Airnya yang sejuk dan jernih, juga membuat traveler akan betah berlama-lama di dalam air.

“Bedanya dengan air terjun lain di Malino ini, soal pemandangannya. Ada hamparan sawah dan puncak gunung Bawakaraeng sangat jelas. Belum lagi suasananya yang masih sangat asri karena wisatawan masih jarang ke sini. Yah mungkin belum tahu kalau ada air terjun juga di sini,” kata seorang traveler, Lubna Arini, Sabtu (12/1/2019).

Lokasi air terjun Biroro ini, berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota Malino, atau sekitar 77 Km ke arah timur dari kota Makassar, Sulawesi Selatan. Untuk sampai ke objek air terjun ini, traveler hanya boleh memarkir kendaraan di perkampungan dan berjalan kaki menuju air terjun sekitar 2 kilometer.

“Lokasi air terjun ini memang belum ada di internet kalau kita mau cari. Tapi sebenanrnya mudah karena searah dengan air tejun Takapal yang memang masih satu kelurahan,” lanjut Lubna.

Meski perjalanan sedikit melelahkan, namun traveler bisa menikmati pemandangan persawahan dan rimbunan bambu di sepanjang perjalanan. Selain itu, traveler tidak perlu membayar tiket masuk, karena hingga saat ini, belum ada pungutan biaya apapun untuk masuk ke sana.

“Memang jalannya belum bagus ke sana. Mungkin karena belum dikelola, Nah makanya masuknya gratis. Yah lumayan melelahkan jalan kakinya, tapi itu terbayarkan, saat sampai ke sana. Warga sekitar juga sangat ramah menyambut kita,” sebutnya.

Usai berlibur di Malino, tidak lengkap rasanya jika traveler tak singgah di pasar tradisional Malino yang menjajakan aneka makanan, buah dan sayuran segar khas kota tua itu. Harganya pun terbilang sangat murah, cukup siapkan Rp 100 ribu, traveler bisa membawa pulang aneka jajanan khas di sana.

“Seratus ribu ini saya sudah dapat tenteng, kue wijen, dodol, alpukat, markisa dan sayur pakis. Pokoknya sangat murahlah belanja di sini, karena langsung dari sumbernya. Kalau ke sini yah wajib pastinya berbelanja di sini,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *