Gua Rangko terletak di Pulau Gusung, Desa Rangko, Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Gua Rangko tepatnya berada di ujung utara Labuan Bajo atau ibu kota Kabupaten Manggarai Barat. Obyek wisata populer ini menawarkan keindahan gua alami. Jika Anda tengah berada di Labuan Bajo, sempatkan untuk mengunjungi Gua Rangko.
Gua Rangko merupakan tempat wisata alam yang dipenuhi dengan stalaktit khas gua. Di dalamnya, pengunjung akan melihat kolam alam yang sangat jenih sehingga batuan stalakmit di dasar kolam terlihat jelas. Jika terkena sinar matahari, kolam dengan kedalaman empat meter itu akan terlihat semakin indah. Pengunjung juga dapat berenang di kolam ini untuk menikmati kesegaran air alam, namun mereka diminta untuk berhati-hati agar anggota badan tidak terkena stalakmit yang terdapat di sekitar kolam.
Keunikannya, meskipun kolam berada di dalam gua namun airnya asin. Hal ini karena, air kolam berasal dari air laut yang masuk ke dalam gua melalui celah-celah sempit.
Keindahan kolam Gua Rangko harus melewati perjalanan yang cukup menantang.
Gua Rangko terletak di Pulau Gusung, yang ditempuh mengunakan perahu motor. Sampai perairan Pulau Gusung, pengunjung harus melewati dermaga kayu dengan titian jalan yang memiliki lebar 1,5 meter dan sepanjang 200 meter menuju bibir pantai. Pengunjung wajib berhati-hati saat melewati titian ini, terlebih setelah hujan lantainya akan licin.
Untuk pengunjung yang menggunakan alas kaki bersol karet atau sandal jepit harus memperhatikan setiap langkahnya. Dibalik perjalanan yang menantang ada keindahaan lain, yaitu pemandangan bawah laut saat melewati titian. Gugusan terumbu karang dangkal di kedalaman satu meter dapat terlihat dengan jelas.
Beragam ikan hias dapat dilihat dengan mata telanjang karena jernihnya air laut yang biru. Untuk sampai mulut Gua Rangko, pengunjung masih harus menempuh perjalanan sekitar 500 meter dari pos penjagaan yang berada di sekitar tengah titian dermaga. Jalan menuju perut bumi ini berbatu dan licin karena ditumbuhi lumut. Pegunjung diminta untuk tidak buru-buru saat menempuh perjalan di atas tangga kayu ini.